Monday, April 1, 2013

KETERLIBATAN GEREJA DALAM MEMBANGUN DUNIA YANG DAMAI DAN SEJAHTERA

Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi transportasi dan komunikasi, hubungan saling mempengaruhi sudah semakin tidak terbendung lagi dibumi kita ini. Kita sudah memasuki budaya mondial, budaya globalisasi. Pengaruh globalisasi sangat terasa dalam kehidupan politik, ekonomi, budaya, dan sosial bangsa kita dewasa ini. 


Yang paling berpengaruh dan berkuasa di dunia pada saat ini sebenarnya bukan politik, tetapi ekonomi. Bukan pemerintahan-pemerintahan dari Negara adikuasa yang dapat mendikte Negara-negara lain, tetapi perusahaan-perusahaan ,multi nasional yang memiliki capital yang besar dan teknologi yang canggih. Kapital dan uanglah yang sangat menguasai dunia pada saat ini.
Uang sekarang bukan saja menjadi alat tukar, tetapi sudah menjadi komoditas. Uang sekarang menjadi berhala baru bagi manusia modern dewasa ini. Perusahaan-perusahaan seperti Bank Dunia, IMF, Sumintomo, dsb. Adalah perusahaan yang sangat berkuasa, yang dapat mendikte siapa saja, termasuk pemerintahan-pemerintahan Negara berkembang atau miskin.
Secara ekonomis, negeri kita praktis dikuasai orang kaya raya, yang memiliki perusahaan-perusahaan multi nasional dengan modal dan kekayaan yang sangat besar. Celakanya lagi, sejak zaman Orde Baru, para konglomerat kaya raya ini merupakan kroni dan sahabat akrab dari banyak pengusaha. Kolusi, korupsi, dan monopoli tumbuh subur.
Terjadilah penguasa dibidang ekonomi dan politik semakin kaya dan serakah, sementara itu mayoritas rakyat semakin miskin. Dalam situasi seperti itu, berbagai ketidakadilan dapat terjadi, misalnya penggusuran rakyat kecil, tidak adanya perlindungan hukum bagi kaum lemah, korupsi, kolusi, nepotisme, dsb. Setiap proyek pembangunan hanya akan dinikmati oleh kaum kaya dan penguasa. Dengan demikian, masyarakat yang damai sejahtera semakin sulit tercapai.
Memang, para penguasa dan kaum kaya selalu mengatakan bahwa kemiskinan rakyat kecil itu disebabkan oleh factor kebudayaan, yaitu karena kemalasan, kebodohan, dan pemborosan yang dilakukan oleh rakyat kecil itu sendiri. Namun, para sosiolog mengatakan bahwa kemiskinan rakyat kebanyakan disebabkan oleh struktur dan sistem kemasyarakatan yang tidak adil.