Tuesday, February 19, 2013

PEWARTAAN YESUS TENTANG KERAJAAN ALLAH

Obsesi Yesus adalah mewartakan dan memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah. Bagaimana Yesus memperjuangkan Kerajaan Allah itu?  
            Dalam mewartakan Kerajaan Allah, Yesus kerapkali memakai perumpamaan, yaitu cerita yang diambil dari kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan suatu kebenaran, khususnya tentang kerajaan Allah. Dengan perumpamaan itu, para pendengar lebih mudah menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh Yesus. Perumpamaan membuat orang tertantang untuk mencari dan menemukan pesan ysng berkaitan dengan Kerajaan Allah. Perumpamaan-perumpamaan itu, pendengar lebih mudah menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh Yesus. Perumpamaan membuat orang tertantang untuk mencari dan menemukan pesan yang berkaitan dengan kerajaan Allah. Perumpamaan-perumpamaan Yesus mengenai Kerajaaan Allah mau menyampaikan hal-hal berikut :

1.      Kerajaan Allah Sudah Dekat
Yesus mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, bahkan sudah datang terutama dalam diri Yesus. Ketika Yesus berkeliling Palestina untuk mewartakan Kabar Baik, sehingga Kerajaan Allah mulai tampak ditengah-tengah umatNya ( lih. Luk 10 : 23 – 24).
Pewartaan Kerajaan Allah yang sudah dekat itu terungkap dalam perumpamaan tentang pohon Ara (lih Mrk 13 : 28 – 32). Dekatnya Kerajaan Allah membawa nada ancaman dalam perumpamaan tentang orang yang menghadap hakim (lih Luk 12 : 57 – 58) untuk menuntut kembali pinjaman dari orang yang berhutang kepadanya. Maksud Yesus adalah : Kita sekalian adalah orang yang berhutang (berdosa)., maka harus segera dibereskan perkara itu (bertobat) supaya jangan terlambat; penghakiman terakhir sudah diambang pintu.
Berdekatan dengan perumpamaan tentang pohon ara adalah perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur ( Luk 16 : 1 – 8 ). Perumpamaan in antara lain mau mengatakan bahwa orang harus cerdik, sebab Kerajaan Allah sudah diambang pintu untuk mengadakan pertanggungjawaban. Dekatnya Kerajaan Allah berarti juga dekatnya penghakiman Allah.
Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah ( Luk 13 : 6-9) mau menggambarkan bahwa Allah itu sungguh sabar, tetapi jika pada waktunya orang tidak menghasilkan buah pertobatan (Luk 3: 8-9), maka penghakiman akan mendatangi orang itu.
Penghakiman Allah akan datang secara tiba-tiba dan tidak disangka-sangka (Mat 24: 50). Hal ini diilustrasikan dalam perumpamaan tentang pencuri yang datang pada waktu malam disaat yang tidak diketahui (Mat 24: 43-44). Kedatangan Kerajaan Allah dan penghakiman yang tidak disangka-sangka itu terungkap dalam perumpamaan tentang gadis yang bijaksana dan gadis yang bodoh (Mat 24: 1-13).

2.      Kerajaan Allah berarti Alla Mulai Memerintah
            Kerajaan Allah berarti Allah yang memerintah sebagai raja. Allah yang memerintah dilukiskan oleh Yesus sebagi Bapa. Allah itu sungguh-sungguh Bapa yang baik hati dan suka mengampuni. Dalam perumpamaan domba yang hilang (Luk 15: 3-7 ), Yesus menggambarkan Allah yang suka mengampuni. Dalam perumpamaan orang-orang upahan dikebun anggur (Mat 20 :1-5), Allah digambarkan sebagai “Bapa keluarga” yang baik hatiterhadap orang-orang yang tidak berjasa. Orang yang dimaksud adalah “ pemungut cukai, pelacur, dan orang berdosa” yang bertobat dan atas dasar kebaikan allah menerima pemerintahanNya.
      Dalam perumpamaan anka yang hilang atau Bapa yang mengasihi anak yang hilang (Luk 15 : 11-32) mau menunjukkan balas kasih dan ksi Allah terhadap orang yang berdosa dan sukacita Nya karena bertobat. Perumpamaan in juga sekaligus berisi kritik trhadap orang Farisi 9 yang dilambangkan anak yang sulung) yang membanggakan jasanya, tetapi tidak mengeti sikap hati Bapa. Ketiga perumpamaaan dalam Luk 15 : 1-32 (domaba yang hilang, dirham yang hilang, dan anak yang hilang) mau menekankan sukacita Allah yang menyambut orang berdosa yang bertobat ke dalam Kerajaan Nya.

3.      kerajaan Allah Menurut Sikap Pasrah (Iman) Manusia Kepada Allah
      Allah meraja dengan kasih. Oleh karena itu, manusia dituntut sikap pasrah, dan sikap iman kepada Allah. Allah menjadi harapan, sandaran, dan andalan bagi manusia. Manusia tidak boleh mengandalkan hal-hal lain, seperti harta, kekuasaan, bahkan dirinya sendiri.
      Yesus menentang orang-orang Farisi karena mereka terlalu mengandalkan jasa-jasa dan kekuatan diri mereka. Yesus memuji orang-orang miskin dan menderita sebagai yang “ berbahagia”, karena dalam kemiskinannya itu mereka hanya mengandalkan Allah dan mempercayakan diri pada Allah. Yesus tentu saja tidak mendukung kemiskinan, bahkan Ia memperjuangkan kesejahteraan lahir batin bagi umat. Yesus mengecam ketidakadialn yang dilakukan oleh para petinggi pemerintahan dan agama.
      Yesus tidak menyapa berbahagia kepda orang-orang yang saleh dan taat pada Taurat seperti kaum Farisi, sebab mereka mengandalkan dirinya sendiri. Yesus menyapa orang miskin dan menderita, sebab mereka mengandalakan Allah. Bapa perumpamaan Yesus tentang orang farisi dan pemungut cukai yang berdoa di bait Allah (Luk 18 : 9-14)

4.      Kerajaan Allah itu suatu Karunia
      Kerajaan Allah adalah karunia dari Allah, bukan hanya jasa masnusia. Dengan kata lain, pemerintahan Allah tidak ditegakkan atau diwujudkan hanya oleh daya upaya manusia. Kerajaan Allah sebagai karunia Allah ini diilustrasikan dalam perumpamaan “ benih yang tumbuh “ (Mrk 4: 26-29); “ ragi “ (Mat 13: 33), Biji sesawi (Mat. 13: 31-32) dan penabur (Mrk 4:1-9).
      Titik perbandingan dalam perumpamaan-perumpamaan tersebut terletak pada keajaiban bahwa “ benih” itu tumbuh, menjadi pohon besar, dan menghasilkan buah berlimpah, walaupun banyak rintangan. Demikianlah juga tentang kerajaan Allah, walaupun banyak rintangannya (penabur), Kerajaan Allah dengan kekuatannya sendiri (benih dan ragi) akan diwujudkan danmenghasilkan buah berlimpah.
      Kerajaan Allah sebagai karunia Allah harus diperjuangkan dan dikembangkan oleh manusia sebagai nilai yang paling tinggi.karena itu, manusia yang telah memperolehnya patut bergembira dan bersedia memperjuangkan dan mengembangkanya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diilustrasikan dalam perumpamaan tentang “ harta terpendam” dengan usaha yang tidak kenal lelah, akhirnya harta itu ditemukan sehingga mendatangkan kegembiraan luar biasa bagi empunya “ Harta terpendam”. Ini menggambarkan sesuatu yang sangat bernilai, yakni Kerajaan Allah. Orang dengan gembira hati mengorbankan segala sesuatu demi Kerajaan Allah. Orang denga gembira hati mengorbankan segala sesuatu demi Kerajaan Allah yang paling berharga dan bernilai.