Sesudah
mempelajari Kitab Suci dan tradisi yang mengungkapkan tentang Yesus Kristus,
sekarang kita berusaha untuk memahami tentang perjuangan Yesus dan tentang
warta serta karyaNya. Perjuangan dan opsi Yesus ialah Kerajaan Allah. Maka,
secara berturut-turut dalam bagian ini kita akan bergumul dengan topik-topik :
- gambaran tentang kerajaan Allah pada zaman Yesus.
- Yesus datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah.
Pelajaran 13
GAMBARAN KERAJAAN ALLAH
PADA ZAMAN YESUS
Impian akan datangNya Ratu Adil
muncul dalam budaya Jawa. Rupanya, impian akan datangnya Ratu Adil ini
dilatarbelakangi oleh kondisi dan situasi yang dialami oleh orang Jawa yang
sarat dengan berbagai penindasan, sejak zaman feodalisme, kemudian kolonialisme
Belanda, Jepang dan terkahir Orde Baru.
Dalam
situasi ketertindasan, orang biasanya memimpikan atau mengharapkan kehadiran
seorang tokoh yang dapat membebasakan mereka dari ketertindasan tersebut.
Impian akan datangnya Ratu Adil diharapkan akan membangun suatu Negara atau
kerajaan yang adil dan sejahtera. Impian ini dapat menjadi suatu kepercayaan
bahwa pada suatu saat Kerajaan Ratu Adil akan tercipta / terjadi.
Selam enam
abad sebelum Yesus datang, bangsa Israel
selalu dijajah oleh bangsa lain, yaitu bangsa Persia, bangsa Yunani, dan terakhir
bangsa Romawi. Selain ditindas oleh para penjajah itu, bangsa Israel juga ditindas oleh
pemimpin-pemimpin bangsanyasendiri, yaitu raja-raja boneka yang diangkat oleh
para penjajah.
Dalam
situasi tertindas sepeerti itu, bangsa Israel selalu memimpikan kedatangan
Mesias dan kerajaan Allah. Untuk mengerti dengan baik impian bangsa Israel
tentang kerajaan Allah dan pewartaan yesus tentang Kerajaan allah, maka secara
berturut-turut kita akan mendalami tentang situasi social masyarakat Yahudi
pada waktu itu, paham-pahamnya Kerajaan Allah, dan pewartaan Yesus tentang
kerajaan Allah.
1.
Situasi
Sosial Bangsa Israel
a)
Situasi
sosial Politik
Setelah masa
pembuangan bangsa Israel di Babilonia, enam abadsebelum Yesus, Palestina tunduk
kepada Kerajaan Persia, Yunani dan Kekaisaran Romawi secara internal,
masyarakat Palestina dikuasai oleh raja-raja dan pejabat boneka yang ditunjuk
oleh bangsa Roma. Selain pejabat-pejabat boneka yang ditunjuk oleh penguasa
Roma. Selain pejabat-pejabat boneka, kelas pemilik tanah yang kaya raya dan
kaum rohaniwan kelas tinggi yang suka menindas rakyat demi kepentingan dan
kedudukan mereka. Golongan-golongan ini sering memihak penjajah supaya mereka
tidak kehilangan hak istimewa atau nama baik di depan penjajah, karena Roma
mempunyai kekuasaan kekuasaan mencabut hak milik seseorang. Puncak kekuasaaan
politik adalah procurator Yudea. Ia harus seorang Romawi. Ia berwenang menunjuk
raja dan Imam agung. Di Yudea, Imam Agung berperan dibidang politik sebagai
pemimpin agama. Di Galilea kekuasaan dipegang oleh raja Herodes Antipas.
Dominasi militer terlihat dengan kehadiran tentara Romawi dimana-mana. Mereka
diambil dari siria atau palestina, tetapi tidak dari kalangan Yahudi. Situasi
yang menekan kadang-kadang tidak tertaankan, sehingga timbul pemberontakan yang
umumnya digerakkan oleh kaum Zelot yang bermarkas di Galilea. Namun,
pemberontakan kaum Zelot ini selalu dapat dipadamkan / ditumpas. Penumpasan
kaum pemberontak ini biasanya membawa korban nyawa yang tidak sedikit.
b)
Situasi Sosio
– Ekonomi
Penduduk desa
biasanya hanya memiliki lahan-lahan kecil untuk usaha pertanian. Sebagian besar
tanah dikuasai oleh para tuan tanah yang kaya mereka tinggal di kota-kota. Lahan-lahan
luas yang dikuasai oleh para tuan tanah yang tinggal dikota-kota itu praktis
menjadi pengemudi roda ekonomi kota
dan perdagangan internasional. Rakyat kebanyakan biasanya hanya menjadai
penggarap tanah (buruh tani) atau penggembala ternak milik tuan-tuan tanah itu.
Kondisi ekonomi sebagian besar penduduk
hanya pas-pasan, bahkan kurang untuk mencukupi kebutuhan keluaraga karena
penghasilan mereka terlalu kecil. Dalam situasi yang parah itu, rakyat masih
dibebani berbagai macam pajak dan pungutan untuk pemerintah, untuk Bait Allah,
dan sebagainya. Konon, pajak dan pungutan-pungutan tersebut dapat mencapai 40 %
dari penghasilan rakyat.
c)
Situasi
Sosial – kemasyarakatan
Masyarakat palestina terbagi
dalam kelas-kelas. Di daerah pedesaan terdapat kelas-kelas atau kelompok
social, yaitu tuan tanah besar, pemilik tanah kecil perajin, kaum buruh dan
budak.
Didaeah
perkotaan terdapat bebrapa lapisan kelas social. Lapisan kelas social tertinggi
adalah kaum aristocrat, imam-imam, pedagang-pedagang besar, dan pejabat-pejabat
tinggi. Lapisan kelas social menengah bawah adalah para perajin,
pejabat-pejabat rendah, awam, dan kaum lewi. Lapisan kelas social paling bawah
adalah kaum buruh ysng pada umumnya bekerja di sekitar Bait Allah.
Disamping
itu, terdapat juga kaum proletar marginal yang tidak terintegrasi dalam
kegiatan ekonomi, yang terdiri atas orang-orang yang dikucilkan oleh masyarakat
karena suatu hal (bukan karena kondisi ekonomi). Misalnya : para pendosa public
seperti pelacur dan pemungut bea cukai, penderita kusta yang menurut keyakinan
Yahudi disebabkan oleh dosa si penderita atau dosa orang tuanya.
Menurut
orang Yahudi, dosa itu dapat berjangkit seperti kuman penyakit. Oleh sebab itu,
orang baik-baik tidak boleh bergaul dengan orang-orang berdosa.
Selain
adanya kelompok-kelompok berdasarkan kelas social tersebut diatas, terdapat
juga berbagai bentuk diskriminasi, misalnya diskriminasi rasial, seksual,
pekerjaan dan sebagainya.
d)
Situasi
Sosiao – Religius
Hukum Taurat sangat
mewarnai religius orang-orang Yahudi. Kaum Farisi berusaha menjaga warisan dan
jati diri Yahudi berdasarkan hukum Taurat. Mereka menyoroti ketaatan pada
setiap pasal hukum taurat. Bagi mereka, menjadi rakyat Tuhan berarti taat pada
setiap pasal hukum taurat. Mereka berusaha menerapkan hukum Taurat pada setiap
segi kehidupan. Tetapi, mereka sendiri sangat memilih-milih dalam ketaatan
mereka.
Menaati HUkum
Tuhan berarti menaati ketat terhadap setiap pasal hukum taurat. Orang-orang
Farisi gemar memperluas tuntutan-tuntutan kebersihan yang berlaku untuk para
imam bagi seluruh rakyat Israel.
Mereka menfsirkan dan kadang-kadang memanipulasi hukum Taurat demi kepentingan
pribadi, sehingga sering mendatangkan beban yang tidak tertahan bagi masyarakat
kecil.
Singkatnya,
rakyat kebanyakan di Palestina sangat tertindas pada saat Yesus muncul. Mereka
ditindas secra politis, ekonomis, social, bahkan religius.
- Paham-Paham Tentang Kerajaan Allah
Dalam situasi
tertindas, bangsa Israel
sangat merindukan kedatangan Mesias dan Kerajaan Allah. Namun, paham mengenai
Kerajaan Allah dikalangan bangsa Israel dipahami secara berbeda.
a.
Paham
Kerajaan Allah yang berciri Nasionalistis
Paham ini
dihayati oleh kaum Zelot. Kegiatan mereka bertujuan membebaskan bangsa Israel
dari kuasa politik penjajah kafir. Kaum Zelot berjihad untuk mengusir kaum
kafir. Mereka berharap dengan kebangkitan nasionalisme, kemerdekaan bangsa Israel
dapat tercapai dan Kerajaan Allah tercipta.
b.
Kerajaan
Allah Menurut Pandangan para Apokaliptis
Aliran ini
percaya datangnya penghakiman Allah, karena dunia ini sudah jahat dan akan
digantikan oleh dunia baru. Dalam dunia baru itu, yang baik akan dianugrahi
kebakaran dan yang jahat akan dihukum.
Menurut
pandangan aliran ini, Kerajaan Allah adalah sebuah kenyataan pada akhir zaman.
Dunia ini atau zaman ini sudah terlalu jahat dan jelek. Setelah zaman yang
jahat ini hilang lenyap dibinasakan oleh Allah, maka Kerajaan Allah akan
menjadi kenyataan di bumi baru dan langit baru yang dijadikan Allah.
c.
Kerajaan
Allah menurut pandangan para Rabi
Allah sekarang sudah meraja secara
hukum, sedangkan di akhir zaman Allah menyatakan kekuasaanNYa sebagai raja semesta alam dengan menghakimi
dan menyatakan kepada sekalian bangsa. Bangsa Israel yang dikuasai oleh
orang-orang kafir ( karena dijajah Romawi yang dianggap Kafir) merupakan akhir
dari dosa-dosanya. Jika bangsa Israel
melakukan hukum Taurat, maka penjajah akan dipatahkan. Karena itu, mereka yang
sekarang taat kepada hukum Taurat sudah menjadi warga Kerajaan Allah. Tetapi,
jika tidak melakukan hukum taurat, maka bangsa Israel akan terus dijajah dan
diperintah oleh kaum Kafir.
- Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus
Kerajaan Allah
yang diwartakan oleh Yesus lebih mirip dengan pandangan para Rabi dan para
nabi. Allah mulai meraja, terutama dalam diri Yesus, dan akan mencapai
kepenuhanNya pada akhir zaman. Ketika Yesus berkeliling di Palestina untuk
mewartakan Kabar Baik dan melakukan berbagai perbuatan baik, termasuk
mukjizat-mukjizatNya, menjadi nyata bahwa kerajaan Allah sebenarnya mulai dibangun
di tengah umat yang percaya.
Kerajaan Allah
yang diwartakan oleh Yesus secara singkat dapat dikatakn sebagai berikut :
o Kerajaan
Allah adalah Allah yang meraja atau memerintah. Oleh karena itu, manusia harus
mengakui kekuasaan Allah dan menyerahkan diri(percaya) kepadaNya, sehingga
terciptalah kebenaran, keadilan, kesejahteraan, dan kedamaian.
o Kerajaan
Allah yang diwartakan oleh Yesus akan mencapai kepenuhannya pada akhir zaman.
Diakhir zaman itulah, Allah benar-benar akan meraja. Dalam rangka ini, kerajaan
Allah terkait dengan penghakiman terakhir dan ukuran penghakiman adalah
tindakan cinta kasih. Mereka yang melaksanakan tindakan kasih masuk ke dalam
Kerajaan Allah (bdk. Mat 25 : 31 – 45).
o Kerajaan
Allah yang mencapai kepenuhannya pada akhir zamanitu kini sudah dekat, bahkan
sudah dating dalam sabda dan karya Yesus. Oleh karena itu, orang harus
menanggapinya dengan bertobat dan percaya kepada warta yang dibawa oleh Yesus.
o Kerajaan
Allah adalah kabar mengenai masa depan dunia, dimana yang miskin tidak lagi
miskin, yang lapar akan dipusakan, yang tertindas tidak akan menderita lagi,
yang tertawan akan dibebaskan. Namun, untuk mencapai masa depan yang demikian
perlu perjuangan. Itulah sebabnya, Yesus terus menerus berjuang supaya hal itu
benar-benar terwujud. Selama hidupNya, Yesus terus menerus berjuang supaya hal
itu benar-benar terwujud. Seluruh hidup Yesus sampai Ia mengorbankan hidupNya
dikayu salib adalah untuk mewujudkan Kerajaan Allah, sehingga orang benar-benar
mengalami damai sejahtera, sukacita, keadilan dan kebenaran. Perjuangan Yesus
itu belum seleasi, Yesus memberi tugas kepada para pengikutNya untuk
melanjutkan perjuangan itu, agar Allah sunguh-sungguh meraja.