Kisah sengsara dan wafat Yesus yang disampaikan oleh Lukas dalam Injilnya sangat khas. Kesengsaraan Yesus disampaikan Lukas berpangkal dari hasil pengalaman kehidupanbya sebagai murid. Lukas adalah salah seorang murid Yesus yang menyampaikan hasil perenungan perjalanan terakhir hidup Yesus.
1. Penangkapan Yesus di Taman Getsemani
Yesus mengetahui Ia akan mengalami kesengsaraan sebagai konsekuensi dari pewartaanNya yang dianggap mengganggu gugat kemapaman banyak pihak. Di Taman Getsemani, Yesus secara khusus mempersiapakn penderitaan yang akan ditanggungNya. Sebagai manusia biasa, Yesus merasakna ketakutan yang luar biasa sehingga Ia berseru, “ Ya BapaKu, jikalau Engkau Mau, ambillah cawan ini dari padaKu, tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendak Mulah yang terjadi”. (Luk 22 : 42).
Kebiasaan Yesus untuk berdoa telah diketahui oelh para muridNya. Yudas juga mengetahuinya. Maka, Yudas memanfaatkan kebiasaan Yesus yang berdoa ditempat-tempatyang sepi sebagai kesempatan untuk menyerahkanNya kepada orang yang membayarnya. Setelah Yesus selesai berdoa, Yudas datang ke taman itu bersama orang banyak. Yesus ditangkap bagaikan seorang perampok atau penjahat. Penangkapan Yesus ini menjadi awal penderitaan yang dijalani Nya. Lukas mencatat:”Dan orang-orang menahan Yesus, mengolok-ngolok Dia dan memukulNya” (Luk 22 : 63).
2. Yesus Diadili oleh Pengadilan Agama
Dari taman Getsemani, Yesus dibawa ke rumah imam besar. Yang menjabat imam besar itu adalah Kayafas. Kayafas bersama mertuanya, Hanas, melakukan pemeriksaan terhadap Yesus. Ditempat imam besar, Yesus diolok-olok dan dipukuli oleh orang-orang yang menahan Nya. Imam besar banyak bertanya kepada Yesus tentang murid-muridNyadan ajaranNya. Yesus memberikan tanggapanNya. “ Aku berbicara terus terangkepada dunia : Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan dibait Allah, temapat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi” (Yoh 18 : 20 ).
Tanggapan Yesus ini tentu saja sangat menjengkelkan mereka yang mengikuti pemeriksaan itu. Mereka sebenarnya mau menjebak Yesus untuk menemukan kesalahan yang dapat menjadi alasanmenghukum Dia. Mereka mau menjebak Yesus dengan soal Bait Allah.
Mereka selama ini tidak menyukai campur tangan Yesus, teristimewa dengan urusan bait Allah. Yesus pernah membuat gempar dengan mengusir para pedagang dari bait Allah. Bait Allah itu adalah pusat keagamaan bagi orang-orangYahudi. Bagi para pemuka Agama, Bait Allah menjadi pusat kekuasaan mereka dan menjadi sumber penghasilan mereka Karena pajak yang mereka tarik dalam bentuk pajak keagamaan. Apabila bait Allah hancur atau dibawah kekuasaanorang lain, mereka akan kehilangan kedudukan, jabatan,dan penghasilan.oleh karena itu, dengan Alasan mempertahankan system keagamaan secara nasional, mereka berusaha mempersalahkan Yesus atas tindakanNya terhadap Bait Allah. Namun, mereka tetap belum dapat menemukan alas an kuat untuk menghukum Yesus.
Kemudian, mereka menghadapkan Yesus ke mahkamah Agama. Sidang Mahkamah Agama melanjutkan pemeriksaan awal yang telah dilakukan oleh imam besar. Mereka bertanya : “ Jikalau engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami” (Luk 22 : 67). Pertanyaan ini sebenarnya juga merupakan pertanyaan jebakan. Para pemuka agama Yahudi mau menyudutkan Yesus untuk menunjukkan secarajelas identitasNya. Mereka telah mengetahuibahwa pengakuan Yesus sebagai anak Allah akan menjadi alas an yang dapat diterima semua pihak untuk menghukum dia.
Yesus dengan tegas menyatakan bahwa Dia adalah Anak Allah. Mendengar jawaban itu, maka dengan segera siding Mahkamah agam mengambil keputusan untuk menghukum mati Yesus, karena Ia telah menyatakan diri sebagai Anak Allah. Yesus dianggap telah menghujat Allah. Setelah mendengar jawaban Yesus, mereka bersepakat bahwa membawa Yesus kepada Pilatus. Hal ini mereka lakukan karena hanya Pilatuslah yang dapat menentukan hukuman mati.
3. Yesus diadili oleh Pengadilan Negeri
Wakil Pemerintah Roma yang berkuasa pada waktu itu adalah Pontius Pilatus di Palestina, Pilatus tinggal di Yerusalem dalam sebuah istana yang dahulumerupakan tempat kediaman resmi raja-raja Yahudi sewaktu Yehuda masih berdiri. Di depan gedung ini terdapat serambi yang luas. Dibawah langit terbuka, disebuah pelataran, Yesus diadili karena orang-orang yahudi tidak mau masuk ke dalam gedung yang mereka anggap sudah dicemarkan itu. Tututanmerka harus dituruti oleh Pilatus, Yesus harus dihukum mati. Pilatus menanyakan apa yang menjadi kesalahan Yesus, tetapi tidak ditemukannya. Lalu Pilatus menyatakan kepada imam-imam kepala, para pemimpin, dan rakyatbahwa ia tidak menemukan kesalahan apapun pada diri Yesus.(Luk 23 : 14 -16).
Meskipun mengetahui bahwa Yesus tidak bersalah, Pilatus menjatuhkan hukuman. Pilatus membuat kompromi yang tidak adil. Pilatus akan menyesah Yesus sebelum membebaskanNya. Tetapi, mereka yang hadirdalam peradilan itu berteriak menginginkan kematian Yesus. Setelah disesah, Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya. (Luk 23 : 25). Setelah disesah, Yesus dimahkotai duri, diludahi, dicemoohkan, disuruh memanggul salib menuju bukit Tengkorak, dan disalibkan disan bersama dengan dua orang penjahat.
4. Wafat Yesus
Santo Lukas mencatat dalam injilnya bahwa ketika mereka sampai di tempat bernama bukit Tengkorak mereka menyalibkan Yesus disitu bersama dengan dua orang penjahat, yang seorang disebelah kananNya dan yang lain disebelah kiri. Yesus Berkata :”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Pemimpin-pemimpin mengejek dia, katanya: “ Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang menyelamatkan diriNya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.(Luk 23 : 34 – 35)
Seorang penjahat yang digantung itu menghujat Dia, Katanya : “ Bukankah Engkau Kristus? Selamatkan diriMu dan kami!” Tetapi yang seorang menegur dia katanya:” Yesus, ingat akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” Kata Yesus kepadanya :”Aku berkata kepadamu sesungguhnya hari ini juga engkau ada bersama dengan Aku di dalam Firdaus” selanjtnya, Santo Lukas menulis: Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputidaerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tirai Bait Allah terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring:”Ya Bapa, kedalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu” dan sesudah berkata demikian, Ia menyerahkan nyawaNya. Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya:” sungguh, orang ini adalah Orang benar!” Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun disitu, melihat apa yang terjadi, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri. (Luk 23 : 39-49)
Kematian Yesus menurut Lukas disertai dengan firasat alam yang sangat dahsyat. Firasat alam yang pertama yang dipaparkan oleh Lukas adalah kegelapan yang meliputi seluruh daerah itu pada tengah hari (Luk 23 : 44).
Kuasa kegelapan tampak seakan-akan memegang kekuasaannya atas seluruh dunia; semua cahaya dipusatkan pada salib. Kegelapan sering dihubungkan dengan rasa takut, kecemasan, dan adanya bahaya. Kegelapan menjadi lambang ketidakberdayaan. Peristiwa kegelapan yang terjadi saat kematian Yesus memiliki arti khusus, yakni sebagai wujud keterlibatan Allah atas kematian Yesus. Melalui kegelapan yang diciptakanNya, Allah mau menyatakan terang kehidupan baru yang akan muncul. Dari kegelapan lahirlah Mesias yang membuka sejarah keselamatan baru bagi semua bangsa di dunia.
Tanda kedua yang menyertai wafat Yesus adalah terbelahnya tirai Bait Allah menjadi dua (Luk 23 : 45). Terbelahnya tirai Bait Allah membawa perubahan Radikal. Tirai Bait Allahdimaksudkan untuk memisahkan ruang khusus untuk para imam dan orang-orang yang percaya. Orang-orang yang dianggap tidak pantas seperti orang-orang kafir, wanita, anak-anak hanya boleh berada dihalaman luar Bait Allah.
Saat kematian Yesus, tirai Bait Allah terbelah dua, dari atas sampai ke bawah. Kematian Yesus membawa kedekatan dengan manusia. Allah terbuka bagi semua bangsa. Allah adalah Allah beserta Kita. Allah kita tidak tinggal di tempat asing, dalam ruang bait Allah, melainkan berada diantara kita. Dipuncak Golgota, dikayu salib, penyertaan Allah semakin nyata, yakni penyertaan untuk merangkum penderitaan manusia.