Monday, February 25, 2013

SENGSARA, WAFAT DAN KEBANGKITAN YESUS

         Dalam pelajaran yang lampau kita telah mendalami perjuangan Yesus untuk mewartakan dan memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah. Ternyata perjuangan Yesus itu, mengganggu kemapanan dan kepentingan para petinggi agama dan pemerintahan pada zamanNya. Maka, mereka berusaha untuk melenyapkan Yesus. Mereka berhsil menangkap, mengadili, dan menghukum Yesus dengan hukuman mati disalib. Yesus sendiri melihat kematianNya sebagai kesaksian paling kuat dan paling final untuk membangun Kerajaan Allah dibumi ini. Oleh karena itulah, maka Allah memuliakan Dia dengan membangkitkanNYa dari alam maut dan meninggikanNya ke dalam surga.
            Secara berturut-turut, dalam bagian ketiga ini kita akan mendalami topik-topik berikut :
  1. Sengsara dan wafat
  2. Kebangkitan dan Kenaikan Yesus ke Surga

SENGSARA DAN WAFAT YESUS


Untuk memahami peristiwa Yesus dihukum mati dan menjalani hukuman mati, ada baiknya kita mengamati dua hal berikut ini :
  1. Konteks social menjelang penyaliban Yesus
  2. Mereka yang berperan dalam penyaliban

1.      Konteks Sosial Menjelang penangkapan, Pengadilan, dan Penyaliban Yesus
a. Konteks Perayaan Paskah
Perayaan Paskah merupakan pesta bangsa Israel untuk memperingati peristiwa pembebasan bangsa Israel dari mesir. Perayaan ini berlangsung selam tujuh hari, menjadi pekan roti tak beragi. Bangsa Israel menghayati peristiwa pembebasan dari mesir sebagai keterlibatan Allah dalam hidup mereka. Pada perayaan paskah itu, seluruh rakyat terlibat dengan cara berziarah ke Yerusalem. Maka, Yerusalem dipadati oleh rakyat yang akan merayakan Paskah.
Dalam rangka perayaan Paskah Yahudi tersebut, Yesus dan murid-muridNya juga pergi ke Yerusalem. Dalam situasi Paskah Yahudi itulah, terjadi peristiwa besar yang menimpa diri Yesus. Ia ditangkap, diadili, dan disalibkan. Pengadilan dan penyaliban Yesus diwarnai oleh berbagai isu yang berkembang pada waktu itu.
b.Pemberontakan terhadap Pemerintahan Roma
Biasanya, dalam setiap perayaan paskah, tentara Roma juga selalu siap siaga untuk menghadapi kemungkinan yang tidak diinginkan, misalmya kekacauan. Pada masa Yesus, situasi Palestina tidaklah tentram. Selalu ada usaha-usaha untuk melawan pemerintahan Romawi.
Pewartaan Yesus  tentang kerajaan Allah dan pernyataan diriNya sebagai Mesias dapat menumbuhkan harapan bangsa Yahudi akan datangnya Mesias. Harapan ini akan mendorong mereka untuk memberontak. Dengan demikian, tindakan Yesus dapat menumbuhkembangkan pemberontakan politis seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang Zelot. Hal itulah yang dijadikan alasan oleh para pemuka agama yahusi untuk menghukum Yesus dan menghadapkanNya pada Pontius Pilatus.
Dalam peristiwa penangkapan dan pengadilan terhadap Yesus, pasukan Romawi diperalat oleh para pemuka Agama untuk mengisyaratkan bahwa Yesus dan pengikutNya termasuk dalam kelompok orang yang mau memberontak. Merkus menceritakan, “ Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan.” (Mrk 15 : 7)

c. Munculnya Mesias-Mesias palsu
Pada masa kehidupan Yesus telah muncul bebrapa orang yang diyakini oelh orang-orang Yahudi sebagai Mesias. Mereka dipandang sebagai Mesias seperti diramalkan oleh nabi Yesaya. Nabi Yesaya bernubuat bahwa Allah akan mengangkat seorang keturunan Daud untuk naik tahta Kerajaan. Orang-orang yang memenuhi nubuat Yesaya pada masa itu antara lain Yudas dari Galilea dan simon dari Bar Kokhba.
Munculnya mesias-mesias itu, selalu diwaspai oleh pemerintah Roma. Sebab, biasanya setelah seorang Mesias mulai muncul, maka akan disusul adanya pemberontakan. Mesias-Mesias yang ada menjadi biang kerusuhan.
Injil dengan jelas membedakan antara Yesus dan orang-orang yang dinaggap mesias itu. hal ini sungguh-sungguh diketahui oleh pilatus dan orang-orang Romawi lainnya. Oleh karena itu, dalam proses peradilan yang dipimpinnya, Pilatus berusaha membebaskan Yesus. Pilatus mengetahui bahwa tindakan Yesus berkaitan dengan hidup keagamaan dan bukan politis. Tindakan Pilatus semakin jelas dengan tawaran untuk membebaskan Yesus dan Barabas.
Namun, orang Yahudi tidak mau mengambil resiko dengan Yesus itu. Yesus pernah membuat kebodohan di Bait Allah. Kalau terjadi. Pasukan Romawi dapat menyerbu Bait Allah. Padahal, banyak banyak penduduk Yerusalem menggantungkan hidupnya pada bait Allah. Bait Allahg sebagi tempat ziarah merupakan sumber nafkah bagi mereka. Maka lebih baik mereka memilih Barabas untuk dibebaskan.

2.      Mereka yang berperan dalam peristiwa Peradilan dan Penyaliban Yesus
a.      Para Petinggi Agama
Warta dan tindakan Yesus memang baru, merombak agama Yahudi. Hal ini jelas tidak disukai oleh para pemuka agama. Para menuka agama itu beranggapan bahwa hanya agama yang menjamin kelangsungan bangsa. Barang siapa merongrong agama dianggap membayakan bangsa. Peruban agama dianggap dapatmenimbulkan murka Allah. Jika Allah murka habislah riwayat bangsa Yahudi.
Yesus berasal dari “ Udik”, dari suku yang agamanya tidak kokoh.”Tidak ada nabi yang berasal dari Galilea!” Yesus tidak berijazah, tidak berpendidikan,,dengan hak apakah Ia mengutik-ngutik Kitab Suci? Yesus tidak mempunyai Backing, keluarganya sederhana, teman-temannya rakyat jelata, sekelompok orang yang tidak mempunyai wewenang agama sedikit pun juga. Apa yang dibuat oleh Yesus, sehingga bermacam-macam tuduhan dilemparkan tuduhan dilemparkan kepadaNya oleh para ahli Taurat dan kaum Farisi?
o      Yesus bergaul dengan sampah masyarakat :
   Ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat bahwa ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa.
o      Yesus dianggap melanggar Hukum Taurat :
         Yesus menyatakan semua makanan Halal; Ia menyentuh orang kusta; Ia tidak berpuasa.
o      Yesus dianggap melanggar adapt saleh
         Yesus berbicara dengan perempuan kafir; Ia membela wanita pezinah; Ia makan dengan tangan najis.
o      Yesus dianggap melanggar Sabat :
         Yesus berkata :” Hari sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk 2 : 27).
o      Yesus dianggap mencampuri urusan para pemuka agama :
         Imam Agung bertanggung jawab atas Bait Allah. Tetapi, Yesus mengusir para pedagang di Bait Allah, padahal Dia dianggap tidak mempunyai hak apa-apa terhadap urusan Bait Allah. Yesus dianggap berani mengatakan bahwa Ia mengerti apa yang dikehendaki Allah, bahwa ia mengenal Allah lebih daripada para nabi dahulu, lebih dari masa Musa. Dimata para petinggi agama, Yesus dianggap Provokator.

b.      Para Petinggi Pemerintahan
Pada masa Yesus, situasi palestina tidak aman/tentram, karena selalu ada usaha-usaha untuk melawan pemerintahan Romawi. Pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah dan pernyataan diriNya sebagai Mesias. Harapan ini akan mendorong mereka untuk memberontak. Dengan demikian, tindakan Yesus dianggap dapat menumbuhkan pemberontakan politis seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang Zelot. Hal itulah yang telah dijadikan alas an para pemuka agama Yahudi untuk menghukum Yesus dan menghadapkanNya pada Pilatus.
   Dalam peristiwa penangkapan dan peradilanterhadap Yesus, pasukan Romawi diperalat oleh para pemuka agama bahwa Yesus dan pengikutNya termasuk dalam golongan orang yang mau memberontak. Markus menceritakan :”Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barnabas sedang dipenjarakan bersama dengan bebrapa pemberontak yang lain” (Mrk 15: 7).
   Keributan di Bait Allah ketika Yesus dan murid-muridNya menghalau para pedagang mungkin membuat pemerintahan colonial Romawi mencurigai Yesus. Ketika bangsaNya sendiri menyerahkan Yesus, pemerintah Romawi rupanya tidak terlalu berkeberatan untuk mengamankan dan membebaskan Dia dari segala tuduhan.
c.       Vonis Hukuman Mati untuk Yesus
Seluruh majelis menolak Yesus. Dengan suara bulat, mereka memutuskan untuk memberi hukuman mati terhadap Yesus. Imam Agung, pemimpinyang dipih Allah untuk menggembalakan umatNya, membuang Yesus.
               Pontius Pilatus, gubernur sipil menghukum Yesus. Murid-murid dan teman-teman Yesus tidak seorang pun membela Nya. Mereka semua meninggalkan Yesus dan membiarkan Dia dihukum mati disalib. Menurut keyakinan Yahudi, mati disalibmerupakan tanda bukti bahwa seorang dibuang oleh Allah sendiri.
               Hukuman mati disalib itu lebih dari pada mencabut nyawa saja. Mati dikayu salib berarti : dibuang oleh bangsanya  dan dikutuk oleh Allah. Mayat seornag terhukum harus lekas-lekas dikuburkan, karena dianggap mengotori dan menajiskan tanah yang diberikan Allah.