Secara
berturut-turut, dalam bagian ketiga ini kita akan mendalami topik-topik berikut
:
- Sengsara dan wafat
- Kebangkitan dan Kenaikan Yesus ke Surga
SENGSARA DAN WAFAT YESUS
Untuk memahami peristiwa Yesus dihukum mati dan menjalani
hukuman mati, ada baiknya kita mengamati dua hal berikut ini :
- Konteks social menjelang penyaliban Yesus
- Mereka yang berperan dalam penyaliban
1.
Konteks
Sosial Menjelang penangkapan, Pengadilan, dan Penyaliban Yesus
a. Konteks Perayaan Paskah
Perayaan Paskah
merupakan pesta bangsa Israel
untuk memperingati peristiwa pembebasan bangsa Israel dari mesir. Perayaan ini
berlangsung selam tujuh hari, menjadi pekan roti tak beragi. Bangsa Israel
menghayati peristiwa pembebasan dari mesir sebagai keterlibatan Allah dalam
hidup mereka. Pada perayaan paskah itu, seluruh rakyat terlibat dengan cara
berziarah ke Yerusalem. Maka, Yerusalem dipadati oleh rakyat yang akan
merayakan Paskah.
Dalam rangka perayaan Paskah Yahudi
tersebut, Yesus dan murid-muridNya juga pergi ke Yerusalem. Dalam situasi
Paskah Yahudi itulah, terjadi peristiwa besar yang menimpa diri Yesus. Ia
ditangkap, diadili, dan disalibkan. Pengadilan dan penyaliban Yesus diwarnai
oleh berbagai isu yang berkembang pada waktu itu.
b.Pemberontakan terhadap Pemerintahan Roma
Biasanya, dalam setiap
perayaan paskah, tentara Roma juga selalu siap siaga untuk menghadapi
kemungkinan yang tidak diinginkan, misalmya kekacauan. Pada masa Yesus, situasi
Palestina tidaklah tentram. Selalu ada usaha-usaha untuk melawan pemerintahan
Romawi.
Pewartaan
Yesus tentang kerajaan Allah dan
pernyataan diriNya sebagai Mesias dapat menumbuhkan harapan bangsa Yahudi akan
datangnya Mesias. Harapan ini akan mendorong mereka untuk memberontak. Dengan
demikian, tindakan Yesus dapat menumbuhkembangkan pemberontakan politis seperti
yang telah dilakukan oleh orang-orang Zelot. Hal itulah yang dijadikan alasan
oleh para pemuka agama yahusi untuk menghukum Yesus dan menghadapkanNya pada
Pontius Pilatus.
Dalam peristiwa
penangkapan dan pengadilan terhadap Yesus, pasukan Romawi diperalat oleh para
pemuka Agama untuk mengisyaratkan bahwa Yesus dan pengikutNya termasuk dalam
kelompok orang yang mau memberontak. Merkus menceritakan, “ Dan pada waktu itu
adalah seorang yang bernama barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa
pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan.”
(Mrk 15 : 7)
c. Munculnya Mesias-Mesias palsu
Pada masa
kehidupan Yesus telah muncul bebrapa orang yang diyakini oelh orang-orang
Yahudi sebagai Mesias. Mereka dipandang sebagai Mesias seperti diramalkan oleh
nabi Yesaya. Nabi Yesaya bernubuat bahwa Allah akan mengangkat seorang
keturunan Daud untuk naik tahta Kerajaan. Orang-orang yang memenuhi nubuat
Yesaya pada masa itu antara lain Yudas dari Galilea dan simon dari Bar Kokhba.
Munculnya
mesias-mesias itu, selalu diwaspai oleh pemerintah Roma. Sebab, biasanya
setelah seorang Mesias mulai muncul, maka akan disusul adanya pemberontakan.
Mesias-Mesias yang ada menjadi biang kerusuhan.
Injil dengan
jelas membedakan antara Yesus dan orang-orang yang dinaggap mesias itu. hal ini
sungguh-sungguh diketahui oleh pilatus dan orang-orang Romawi lainnya. Oleh
karena itu, dalam proses peradilan yang dipimpinnya, Pilatus
berusaha membebaskan Yesus. Pilatus mengetahui
bahwa tindakan Yesus berkaitan dengan hidup keagamaan dan bukan politis.
Tindakan Pilatus semakin jelas dengan tawaran untuk membebaskan Yesus dan
Barabas.
Namun, orang
Yahudi tidak mau mengambil resiko dengan Yesus itu. Yesus pernah membuat
kebodohan di Bait Allah. Kalau terjadi. Pasukan Romawi dapat menyerbu Bait
Allah. Padahal, banyak banyak penduduk Yerusalem menggantungkan hidupnya pada
bait Allah. Bait Allahg sebagi tempat ziarah merupakan sumber nafkah bagi
mereka. Maka lebih baik mereka memilih Barabas untuk dibebaskan.
2.
Mereka yang
berperan dalam peristiwa Peradilan dan Penyaliban Yesus
a.
Para Petinggi
Agama
Warta dan tindakan Yesus memang baru, merombak agama
Yahudi. Hal ini jelas tidak disukai oleh para pemuka agama. Para
menuka agama itu beranggapan bahwa hanya agama yang menjamin kelangsungan
bangsa. Barang siapa merongrong agama dianggap membayakan bangsa. Peruban agama
dianggap dapatmenimbulkan murka Allah. Jika Allah murka habislah riwayat bangsa
Yahudi.
Yesus berasal
dari “ Udik”, dari suku yang agamanya tidak kokoh.”Tidak ada nabi yang berasal
dari Galilea!” Yesus tidak berijazah, tidak berpendidikan,,dengan hak apakah Ia
mengutik-ngutik Kitab Suci? Yesus tidak mempunyai Backing, keluarganya
sederhana, teman-temannya rakyat jelata, sekelompok orang yang tidak mempunyai
wewenang agama sedikit pun juga. Apa yang dibuat oleh Yesus, sehingga
bermacam-macam tuduhan dilemparkan tuduhan dilemparkan kepadaNya oleh para ahli
Taurat dan kaum Farisi?
o
Yesus bergaul dengan sampah masyarakat :
Ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat
bahwa ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa.
o
Yesus dianggap melanggar Hukum Taurat :
Yesus menyatakan semua makanan Halal;
Ia menyentuh orang kusta; Ia tidak berpuasa.
o
Yesus dianggap melanggar adapt saleh
Yesus berbicara dengan perempuan kafir;
Ia membela wanita pezinah; Ia makan dengan tangan najis.
o
Yesus dianggap melanggar Sabat :
Yesus berkata :” Hari sabat diadakan
untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk 2 : 27).
o
Yesus dianggap mencampuri urusan para pemuka
agama :
Imam Agung bertanggung jawab atas Bait
Allah. Tetapi, Yesus mengusir para pedagang di Bait Allah, padahal Dia dianggap
tidak mempunyai hak apa-apa terhadap urusan Bait Allah. Yesus dianggap berani
mengatakan bahwa Ia mengerti apa yang dikehendaki Allah, bahwa ia mengenal
Allah lebih daripada para nabi dahulu, lebih dari masa Musa. Dimata para
petinggi agama, Yesus dianggap Provokator.
b. Para Petinggi Pemerintahan
Pada masa Yesus,
situasi palestina tidak aman/tentram, karena selalu ada usaha-usaha untuk
melawan pemerintahan Romawi. Pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah dan
pernyataan diriNya sebagai Mesias. Harapan ini akan mendorong mereka untuk
memberontak. Dengan demikian, tindakan Yesus dianggap dapat menumbuhkan
pemberontakan politis seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang Zelot. Hal
itulah yang telah dijadikan alas an para pemuka agama Yahudi untuk menghukum
Yesus dan menghadapkanNya pada Pilatus.
Dalam
peristiwa penangkapan dan peradilanterhadap Yesus, pasukan Romawi diperalat
oleh para pemuka agama bahwa Yesus dan pengikutNya termasuk dalam golongan
orang yang mau memberontak. Markus menceritakan :”Dan pada waktu itu adalah
seorang yang bernama Barnabas sedang dipenjarakan bersama dengan bebrapa
pemberontak yang lain” (Mrk 15: 7).
Keributan
di Bait Allah ketika Yesus dan murid-muridNya menghalau para pedagang mungkin
membuat pemerintahan colonial Romawi mencurigai Yesus. Ketika bangsaNya sendiri
menyerahkan Yesus, pemerintah Romawi rupanya tidak terlalu berkeberatan untuk
mengamankan dan membebaskan Dia dari segala tuduhan.
c.
Vonis Hukuman
Mati untuk Yesus
Seluruh majelis menolak
Yesus. Dengan suara bulat, mereka memutuskan untuk memberi hukuman mati terhadap
Yesus. Imam Agung, pemimpinyang dipih Allah untuk menggembalakan umatNya,
membuang Yesus.
Pontius
Pilatus, gubernur sipil menghukum Yesus. Murid-murid dan teman-teman Yesus
tidak seorang pun membela Nya. Mereka semua meninggalkan Yesus dan membiarkan
Dia dihukum mati disalib. Menurut keyakinan Yahudi, mati disalibmerupakan tanda
bukti bahwa seorang dibuang oleh Allah sendiri.
Hukuman
mati disalib itu lebih dari pada mencabut nyawa saja. Mati dikayu salib berarti
: dibuang oleh bangsanya dan dikutuk
oleh Allah. Mayat seornag terhukum harus lekas-lekas dikuburkan, karena
dianggap mengotori dan menajiskan tanah yang diberikan Allah.