Misi pokok yesus adalah mewartakan dan
memberikan kesaksian tentang Kerajaan Allah. Kesaksian yesus yang paling final
dan paling agung tentang Kerajaan Allah dan kemtian-Nya disalib. Dengan
kematian-Nya itu, Yesus mau menunjukan bahwa ia taat kepada kehendak dan
rencana Allah serta solider dengan manusia.
Allah tidak mau Yesus mati konyol. Oleh
sebab itu, Allah membangkitkan Yesus dari kematian dan memuliakan-Nya kesurga.
Dengan membangkitkan dan meninggikan Yesus, Allah melegitimasi semua pewartaan
dan keasaksian Yesus tentangb kerajaan Allah.Allah berpihak kepada Yesus.
Situasi negeri kita saat ini rasanya tidak
berbeda jauh dengan situasi dipalestina waktu Yesus muncul. Masyarakat kita
saat ini sangat menderita oleh krisis multi dimensi. Bagaimana kita membangun
Kerajaan Allah di negeri kita.
1.
Kita
Menerima Allah Sebagai Raja, Kekuatan, dan Backing
Yesus
selalu melihat Allah sebagai kekuatan dan Backing-Nya. Oleh sebab itu, Yesus
tidak pernah gentar menghadapi berbagai tantangan, termasuk kematian-Nya. Yesus
menerima kematian-Nya dengan tegar hati. Yesus percaya bahwa Allah tidak akan
meninggalkan-Nya. Allah adalah kekuatan-Nya. Allah adalah bentang hidup-Nya.
Yesus
mengajak para pengikutnu-Nya untuk beriman seperti dia; untuk selalu bersandar
pada Allah; untuk selalu mengandalkan Allah dalam hidup ini. Para
pengikut Yesus tidak boleh bersandar dan mengandalkan hal-hal lain, misalnya
kekuasaan, kekayaan, teknologi, dan sebagainya. Bahkan, kita tidak boleh
mengandalkan diri dan kekuatan sendiri. Di hadapan Allah, kita harus menjadi
orang miskin yang tidak menagandalkan siapa-siapa atau apapun juga. Hanya
Allahlah yang menjadi kekuatan dan kekyaan kita.
Jika kita
mengandalkan kekuasaan, maka kita akan menjadi orang yang sewenang-wenang,
menyalahgunakan menggunakan kuasa. Kekuasaan, kekuatan dan harta jika berada
dalam tangan orang yang tidak beriman akan membawa banyak petaka. Banyak
kejahatan didunia ini terjadi karena orang terlalu mengandalkan dan menaruh
harapan pada kekuasaan, harta atau berbagai ambisi lainnya.
2.
Kita
Mencintai Sesama Tanpa Batas-Batas
Yesus menempatkan hukum kasih
sebagai hukum yang utama dalam Kerajaan Allah. Yesus sendiri menghayati hukum
cinta kasih ketika berkeliling keseluruh Palestina untuk mewartakan Kabar baik
dan untuk berbuat baik. Yesus menyembuhkan orang buta, orang tuli, orang lumpuh
dan membuat orang lapar menjadi kenyang, orang tertawan menjadi bebas.
Yesus sangat mencintai negeriNya.
Ia sangat mencintai bangsaNya. Ia mancintai semua orang tanpa batas-batas. Ia
mencintai siapa pun juga (yang miskin ataupun yang kaya). Ia mencintai orang
Yahudi dan juga orang yang dianggap kafir. Ia mencintai kawan-kawanNya dan juga
mencintai musuh-musuhNya.
Kita
dipanggil untuk mencintai semua orang. Seperti Yesus, kita harus memberi diri
kita seutuh-utuhnya untuk sesame. Mencintai itu berarti memberi. Puncak dari
memberi ialah memberi diri. Memberi diri untuk sesame; untuk bangsa kita. Dalam
mencintai sesama, kita tidak menggunakan sekat-sekat. Tidak boleh ada
sekat-sekat suku, sekat-sekat agama, sekat-sekat idiologi dan sekat-sekat
politik.
3.
Kita
Berjuang demi Pemerdekaan Manusia
Yesus sangat mencintai manusia.
Yesus menjunjung tinggi martabat manusia, sehingga Ia rela menjadi manusia dan
mati untuk manusia. Yesus tidak mau martabat manusia dilecehkan oleh hukum dan
peraturan manusia. Yesus menegaskan bahwa hukum dan peraturan harus diabdikan
untuk manusia, bukan sebaliknya. Ia menentang semangat legalisme yang menindas
manusia. Yesus berjuang untuk menegakkan kemerdekaan putra-putra Allah.
Isi proklamasi Injil Yesus Kristus
adalah Pemerintahan Allah yang ingin mendekatkan kehidupan semua orang kepada
kesempurnaannya menjadi manusia yang bermartabat. Yesus menentang legalisme,
karena merugikan perkembangan manusia. Allah memerintah supaya manusia dapat
semakin menjadi manusia dengan semakin menjadi citra Allah.
Demikianlah sekelumit pikiran makna
kematian dan kebangkitan Yesus bagi kita. Perjuangan kita belum selesai. Masih
ada banyak tantangan dan mungkin pengorbanan. Perjuangan yang benar dan dan
baik akan dilegitimasi dan ditinggikan oleh Allah sendiri, seperti Ia telah melegitimasi
dan meninggikan perjuangan Yesus Kristus.