Kita biasa bercerita tentang
orang-orang yang kita kagumi dan kita kasihi yang mungkin telah meninggal. Cerita-cerita
itu biasanya sudah diwarnai rasa cinta, rasa kagum, dan rasa percaya kepada
tokoh tersebut. Cerita tentang tokoh itu akan berbeda jika diceritakan oleh
orang-orang yang membencinya. Jadi, jika bercerita tentang tokoh yang kita
cintai dan kita percayai, sebenarnya kita mau mengungkapkan kepercayaan dan
cinta kita kepadanya. Cerita kita sudah diwarnai oleh kepercayaan dan cinta
kita kepadanya. Bagaimana dengan orang-orang yang menulis tentang Yesus?
MENDALAMI PROSES TERBENTUKNYA RASA CINTA
DAN PERCAYA KEPADA YESUS DALAM KITAB SUCI
YESUS DIBSBTIS OLEH YOHANES
(Mrk 1: 9 – 11)
Pada waktu itu datanglah Yesus dari
Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibabtis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada
saat ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak dan Roh Kudus seperti
burung merpati turun ke atasNya. Lalu terdengar suara dari surga : “ engkaulah
Anak yang kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan”
Kisah dalam kutipan Injil Markus di atas bukan suatu
laporan, tetapi suatu kisah yang mempunyai arti sangat mendalam. Kisah itu, mau
mengungkapkan iman umat perdana dan iman pengarang Injil (Markus) sendiri bahwa
:
- Yesus, sang Mesias, mau dibabtis seperti orang lain yang dating kepada Yohanes pembabtis untuk menyatakan kesetiakawanan-Nya kepada manusia. Yesus mau menerima pembabtisan itu sebagai saudara yang senasib dan sependeritaan dengan manusia.
- Dalam peristiwa yang mengharukan, dimana Yesus merendahkan diri sama seperti manusia lain untuk dibabtis oleh Yohanes, Allah sendiri telah melantik Yesus untuk menjadi Mesias. Kata-kata pelantikan itu berbunyi:” Engkau Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”
Jadi, Yesus adalah Mesias, Putra
Allah. Itulah iman umat perdana dan iman penginjil (Markus) yang diungkapkan dalam
kisah diatas. Kisah itu sudah sangat diwarnai oleh iman mereka terhadap Kristus
yang telah bangkit.
Ketika
Yesus masih hidup tidak ada orang yang mencatat apa yang dibuat atau
dikatakanNya. Namun, sesudah Yesus bangkit, murid-murid dan pengagumNya yang
sangat terpukul oleh kematianNya, tiba-tiba mendapat semangat dan keyakinan
baru yang luar biasa. Kemudian, mereka mulai bercerita dan mewartakan tentang
diri Yesus dari Nazareth
itu. mereka begitu yakin bahwa bahwa Allah yang telah membangkitkan Yesus maka
mereka menyetujui dan membenarkan segala apa yang diajarkan-Nya dan
melakukanNya. Mereka mulai bercerita dan mewartakan tentang Yesus, ajaran, dan
tindakanNya. Tetapi, semua kisah yang ditulis itu sudah sangat diwarnai oleh
rasa cinta, rasa kagum, dan kepercayaan mereka terhadap Yesus. Banyak kisah tentang
Yesus beredar diantara pengikut-pengikutNya.
Sekitar 60
sampai dengan 90 tahun kemudian, muncullah pikiran di antara murid-murid Yesus
untuk menuliskan tentang Yesus (hidupNya, ajaranNya dan tindakanNya). Dengan
bimbingan Roh Kudus, mereka menuliskan kisah tentang Yesus (hidupNya, AjaranNya
dan tindakanNya). Mereka menulis tentang Yesus berdasarkan cerita-cerita dari
pengikutNya dan para saksi mata yang sudah beredar dan berkembang luas di
tengah umat dan sudah sangat diwarnai oleh rasa kagum, rasa cinta, dan iman
mereka kepadaNya.(bdk. Lukas 1: 1 – 4).
Tulisan-tulisan
dalam Perjanjian Baru tersebut, misalnya Injil, bukanlah sebagai buku laporan
atau sejarah yang teliti, tetapi sebagai buku iman dan cinta dari umat perdana
tentang Yesus. Oleh karena itu, tulisan-tulisan tersebut dipengaruhi pula oleh
iman dan maksud dari pengarangnya. Oleh
karena itu, kita tidak perlu heran jika tulisan-tulisan dari pera penulis
tentang Yesus tersebut terdapat perbedaan. Sebab, mereka bukan menulis suatu
laporan sejarah yang teliti tentang Yesus, tetapi lebih tentang iman dan cinta
mereka kepada Yesus Kristus.
Untuk
mengetahui proses terjadinya tulisan-tulisan mengenai Yesus, sebaiknya kita
mulai dar periode hidup Yesus sampai pembentukan kanon perjanjian Baru.
- Antara tahun 7/6 S.M – 30 masehi : Periode Hidup Yesus. Yesus lahir kurang lebih tahun 7/6 sebelum masehi. Sekitar tahun 27 atau 28 masehi, ia dibabtis oleh Yohanes dan kemudian tampil didepan umum Yesus tampil di depan umum untuk melaksanakan tugas pewartaan selama kurang lebih tiga tahun. Yesus berkeliling mulai dari Galilea sampai Yedea untuk mewartakan kerajaan Allah dengan perkataan dan perbuatan. Sampai akhirnya Yesus ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh Peradilan Agama (mahkamah Amaga) dan disalib atas izin perintah Roma (POnsius Pilatus).
- Antara tahun 30 – 120 Masehi : Penyusunan Kitab Suci perjanjian Baru. Yesus yang wafat disalib, ternyata dialami sebagai Tuhan yang hidup, yang mengumpulkan kembali murid-murid dan memberi mereka daya hidup baru. Mereka percaya bahwa Yesus telah bangkit. Dalam terang kebangkitan inilah para murid mulai mewartakan Yesus, pertama-tama kepada orang Yahudi, kemudian berkembang kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Para murid dengan penuh keyakinan mewartakan bahwa Allah telah menjadikan Yesus yang wafat disalib sebagai Kristus, Tuhan, Penyelamat dan Hakim seluruh umat manusia. Mula-mula murid-murid Yesus hanya secara lisan menyebarkan kabar tentang Yesus. Tetapi setelah berkembang, mereka berhubungan satu dengan yang lain melalui utusan dan surat-surat (bdk. Kis 15 : 2 – 20). Para rasul dengan alas an tertentu mengirim surat kepada jemaat atau orang perorangan (lih. 2Tes 2: 2). Kemudian,orang mulai menulis beberapa pokok iman yang paling penting dan beberapa cerita serta sabda-sabda Yesus. Ketika generasi pertama Kristen mulai menghilang, para murid/pengikut Yesus merasa terpanggil untuk menuliskan segala sesuatu yang berkaitan dengan Yesus. Dari tulisan-tulisan tersebut berkembanglah karangan-kanrangan yang berupa Injil dan Kisah Para Rasul serta Wahyu sebagaimana tercantum dalam kitab suci Perjanjian Baru. Demikinan pula, surat-surat dari para rasul mulai dikumpulkan.
- Antara Tahun 120 – 400 Masehi : Pembentukan Kanon (daftar resmi Kitab Suci Perjanjian Baru). Banyak karangan tentang Yesus Yang beredar. Hal ini membingungkan umat beriman. Umat sukar membedakan mana karangan yang sungguh menjadi pedoman dan mana karangan palsu.akhirnya, gereja dalam kurun waktu tersebut menetapkan 27 kitab sebagai kanonik, artinya diakui sebagaiKitab Suci.
Pengelompokan Kitab Suci perjanjian Baru adalah sebagi
berikut :
Injil Kisah
|
Para Rasul
|
Surat-surat Paulus
|
1. Matius
|
Kisah Para Rasul
|
1. Roma
|
2. Markus
|
2. I Korintus
|
|
3. Lukas
|
3. II Korintus
|
|
4. Yohanes
|
4. Galatia
|
|
5. Efesus
|
||
6. Filipi
|
||
7. Kolose
|
||
8. I Tesalonika
|
||
9. II Tesalonika
|
||
10. I Timotius
|
||
11. II Timotius
|
||
12. Titus
|
||
13. Filemon
|
Surat Kepada Orang Ibrani
|
Surat-surat Katolik
|
Wahyu
|
Surat
kepada
|
1. Yakobus
|
Kitab Wahyu
|
Orang Ibrani
|
2. I Petrus
|
|
3. II Petrus
|
||
4. I Yohanes
|
||
5. II Yohanes
|
||
6. III Yohanes
|
||
7. Yudas
|
Mengapa
kita harus membaca dan mendalami sabda Tuhan yang terdapat dalam Kitab Suci?
- “ Karena tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus .” Ungkapan ini berasal dari Santo Hieronimus untuk untuk menegaskan bahwa sarana utama untuk dapat mengenal Kristus adalah Kitab Suci.
- Karena iman tumbuh dan berkembang dengan membacaKitab Suci. Santo Paulus kepada Timotius menegaskan : “ segala tulisan yang diilhamkan Allah kepada Timotius menegaskan: “ segala tulisan yang diIlahamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran.” (lih. 2Tim 3: 16 – 17).
- Karen aKitab Suci adalah buku gereja, buku iman Gereja. Kitab Suci adalah sabda Allah dalam bahasa manusia. Gereja menerimanya sebagai suci dan ilahi karena di dalamnya mengandung sabda Allah. Dari sebabitu, KItab Suci (Alkitab ) bersam tradisi merupakantolok ukur tertinggi dari iman gereja.
- Karena melalui Kitab Suci, kita dapat semakin mempersatukan diri dengan saudara-saudara kita dari Gereja-gereja Kristen lainnya.
Kitab Suci adalah firman Allah yang
tertulis. Firman Allah itu dapat menjadi hidup apabila dibaca atau dibacakan
dan didengar dengan iman. Firman yang hidup itu akan menjadi firman yang
berdaya karena dapat mengubah hidup manusia. Karena itu, firman Allah harus
dihayati dan diwujudkan di dalam hidup nyata.
Alangkah baiknya jika kit
amasing-masing mulai membaca Kitab Suci . membaca Kitab Suci dalam rangka
membina sikap iman sebenernya hanya ada du asyarat, yaitu :
- Pertama : iamn dan keyakina bahwa Kitab Suci (Alkitab) bukan surat kabar atau cerita pendek, melainkan Kitab yang dipakai Tuhan untuk berfirman. Oleh Karena itu, membaca kitab suci harus dengan sikap iman dan dalam suasan doa.
- Ketekunan dan membiasakan diri membaca Kitab Suci. Bila orang membiasakan membaca Kitab Suci denga tekun, pasti muncul juga hasrat untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan tentang isi/pesan Kitab suci (alkitab) bagi diri kita.