Wednesday, August 21, 2013

SIKAP YESUS TEHADAP KAUM LEMAH



Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, kita dapat melihat bahwa pewartaan, sikap, dan tindakan Yesus berpihak berpihak pada kaum miskin zamannya. Yesus tidak mengucilkan dan membenci para penguasa dan kaum kaya. Namun, Ia serinag menyerang para penguasa agama dan politik yang memperberat hidup orang-orang kecil yang tidak berdaya.
Yesus rupanya menganalisis situasi zamanNya sehingga I dapat melihat bahwa keterpurukan orang-orang kecil disebabkan oleh kemunafikan dan keserakahan para pemimpin agama dan politik. Yesus mengajak orang-orang kecil untuk mengatasi kekurangan dan kemiskinan mereka dengan kerelaan untuk saling membagi dan memberi. Mereka harus solider satu sama lain. Kekurangan dan kemiskinan yang diderita oleh sebagaian besar rakyat disebabkan oleh keserakahan segelintir orang berkuasa dan kaya. Ajaran dan sikap Yesus ini dihayati oleh para pengikut Nya, yaitu umat perdana yang hidup pada awal Gereja.

Terhadap wanita, Yesus menampilkan sikap amat terbuka. Ia memang bukan pembebas bagi wanita, melainkan pembebas bagi setiap pribadi dengan keberanian menerima kemerdekaan secara bertanggungjawab. Yesus berani berdiri pada pihak yang kurang beruntung, pendosa, orang miskin, wanita,orang sakit, dan tersingkir, baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Dengan semangat kasihNya yang tanpa pamrih, Yesus rela membela mereka yang tidak mempunyai pembela. Ia berani menghadapi berbagai berbagai tantangan bagi mereka yang harus mendapatkan perlakuan yang wajar sebagai pribadi, baik wanita maupun laki-laki. Yesus amat mudah bergaul dengan wanita tanpa takut kehilangan nama baik. Ia berbicara terbuka dengan wanita dan dengan cara itu Ia melawan arus zamanNya. Yesus menerima bantuan wanita dan menghormati mereka. Kesaksian dalam Injil tentang pengalaman kebangkitanNya ditawarkan lewat pengalaman para wanita. Hal ini jelas merupakan kenyataan yang tidka dapat dielakkan dalam perjanjian Baru. Yesus menghargai kedudukan dan peran wanita dalam kehidupan bersama.