Latest Post

Wednesday, March 26, 2014

SELALU SAJA ADA IRI HATI

SELALU SAJA ADA IRI HATI
( LUKAS 11 : 14-23 )



Tidak ada orang yang dalam hidupnya mau dengan sukarela menjadi hamba dan diperbudak oleh orang lain. Setiap orang ingin merdeka dan memiliki kehidupan sendiri tanpa harus diatur oleh orang lain.

Demikianlah kehidupan kita sebagai orang percaya. Sebelum kita dimerdekakan oleh Kristus, kita sesungguhnya adalah hamba dari dosa dan kuasa setan. Setan dan Kristus memiliki kuasa yang saling bertentangan: kuasa setan membelenggu sementara kuasa Kristus membebaskan. Oleh sebab itu salah besar ketika sebagian orang berpikir bahwa Yesus memakai kuasa Beelzebul untuk mengusir setan dari orang-orang yang kerasukan (15). Yesus menegaskan bahwa kedatangan-Nya, yang mengusir setan dengan kuasa Allah, adalah tanda telah datangnya Kerajaan Allah (20).

Yesus mewartakan bahwa keselamatan dan kuasa-Nya membebaskan mereka yang terbelenggu oleh kuasa setan. Namun demikian belum tiba saatnya setan dan semua pengikutnya dihentikan dari aktivitasnya yang mengganggu dan merusak hidup manusia. Dalam hal ini orang percaya perlu hati-hati. Karena kehidupan rohani yang kosong akan menjadi sasaran empuk bagi si jahat untuk kembali dan mengobrak-abrik lagi kehidupan yang kosong itu.

Dalam ayat 24-26, Yesus memberikan gambaran yang jelas mengenai hal ini. Keadaan rohani seseorang diumpamakan sebagai rumah yang kosong setelah dibersihkan dari kuasa gelap yang menghuni rumah itu sebelumnya. Akan tetapi karena rumah tersebut dibiarkan begitu saja, tanpa diisi apa-apa, maka setan yang sebelumnya telah diusir pergi kemudian kembali datang, bahkan mengajak tujuh setan lainnya. Dapat dibayangkan bagaimana keadaan rumah itu tatkala setan-setan tersebut kembali.

Oleh sebab itu jangan sekali-kali kita membiarkan kehidupan rohani kita kosong, hampa tanpa adanya hubungan dengan Tuhan, Pemilik hidup kita. Karena itu isilah dengan perenungan firman Tuhan dan persekutuan yang erat dengan Tuhan hari demi hari. Itulah yang akan menjadi benteng kita yang kuat dalam menghadapi musuh iman kita
8147836878535906593"); var obj1=document.getElementById("iklan28147836878535906593"); var s=obj1.innerHTML; var t=s.substr(0,s.length/2); var r=t.lastIndexOf(" "); if(r>0) {obj0.innerHTML=s.substr(0,r);obj1.innerHTML=s.substr(r+1);}

HATI YANG SETIA

Bacalah Kisah Para Rasul 1:12-26

Hati yang Setia

... Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. •Mat. 25:40




Putriku bertanya, ”Ibu, siapa yang menggantikan tempat Yudas setelah ia mati?” Aku menjawab dengan yakin, ”Matias.” Beberapa saat ia memikirkannya, lalu bertanya, ”Apa yang telah ia lakukan bagi Yesus?” Aku bingung mendengar pertanyaan seorang anak berusia enam tahun ini.

Aku mencari di Alkitab ayat lain yang menyebutkan tentang nama Matias, tetapi tidak menemukannya. Namun, saat para rasul tengah mendiskusikan pengganti Yudas, mereka memilih dari mereka yang telah bersama kelompok mereka sejak Yesus dibaptis hingga saat kenaikan-Nya ke surga. Mereka memperkecil jumlahnya menjadi dua orang, Yustus dan Matias. Mengapa mereka yang dipilih? Alkitab mengatakan bahwa mereka telah ada sejak awal. Mereka setia—tidak mencolok memang, tetapi setia.

Memberi makan orang sakit, mengunjungi seseorang di penjara, melayani di jemaat, menawarkan diri menolong di sekolah Injil liburan, atau meluangkan waktu untuk berdoa bagi para pemimpin gereja mungkin tampak bukan sesuatu yang berarti. Namun, hal itu berguna bagi Kerajaan Allah. Allah tidak mencari orang supaya terkenal; Dia mencari orang yang berhati setia. Jadi, memparafrasekan pertanyaan putriku, ”Apa yang Anda lakukan bagi Yesus?”

Doa: Tuhan terkasih, kadang usaha kami terasa tidak berarti. Tolong kami untuk menyadari bahwa apa pun yang kami lakukan demi menolong orang yang membutuhkan, kami melakukannya untuk-Mu. Amin.


Pokok Pikiran: Apa yang Anda lakukan demi menghormati Kristus?
8493577092993262631"); var obj1=document.getElementById("iklan28493577092993262631"); var s=obj1.innerHTML; var t=s.substr(0,s.length/2); var r=t.lastIndexOf(" "); if(r>0) {obj0.innerHTML=s.substr(0,r);obj1.innerHTML=s.substr(r+1);}

Tuesday, March 25, 2014

"semudah" apa sih masuk Katolik?

 "semudah" apa sih masuk Katolik?
Syarat masuk Katolik :
1. Kursus agama selama 1 tahun (50-52 kali), tidak boleh absen kecuali urusan darurat (sakit, dll)
2. Ujian agama lisan & tulisan harus lulus
3. Tidak lulus mengulang kursus
4. Di bawah umur 21 tahun membutuhkan surat persetujuan dari Orang Tua untuk baptis Katolik
5. Baptis
Apakah anda pikir masuk Katolik itu semudah membalik telapak tangan?
Apakah anda pikir masuk Katolik seperti membuat KTP, bisa instan sehari jadi?
Masuk Katolik itu SULIT dan RIBET. Harus ikut kursus agama sekitar setahun, setelah itu harus lulus tes tulis dan lisan, baru bisa dibaptis.
Kalau absen dari kursus agama, harus dengan alasan kuat, jika tidak, dinyatakan gagal dan mengulang kursus agama dari awal. Bagaimana kalau gagal tes lisan dan/atau tulis? Ulang lagi dari awal.
Kalau mereka yang mau masuk Katolik ini umurnya di bawah 21 tahun. Harus ada surat persetujuan dari Orang Tua. Kalau tidak ada, tidak bakal dibaptis. Kalau di atas 21 tahun, tidak perlu surat persetujuan.
Misal, orang dari agama lain yang jelas-jelas niat dibaptis masuk Gereja Katolik harus ikut pelajaran 50-52 kali + test. Tentu ini bagus, karena yang pertama, si calon baptis benar-benar paham imannya yang baru, dan yang kedua, yang dibaptis adalah mereka yang benar-benar niat.
Inilah uniknya Katolik. Bukannya mempermudah, malah mempersulit mereka yang mau masuk Katolik. Jadi jangan pernah berpikir, masuk Katolik itu mudah!
Lalu kenapa ada yang takut murtad ke Katolik?
Masuk Katolik itu susah banget, tetapi ada juga orang yang takut sendiri kalau ada Gereja Katolik di sekitarnya. Mungkin, ada orang yang mengira kalau masuk Katolik itu dengan cara mengucapkan syahadat Nikea-Konstantinopel. Mungkin.
Suka heran ada orang yang ketakutan kalau katolik melakukan kristenisasi. Harus katekumen 1 tahunan untuk baptis itu juga bisa gagal. Ulang lagi 1 tahunan kalau gagal.
Masuk Katolik susah. Jadi, alasan "Kristenisasi" itu konyol.
Dan karena menganggap remeh itulah, banyak yang belum dibaptis dan mengulang berkali-kali sampai bertahun-tahun. Banyak orang yang ingin masuk katolik tapi tak kunjung dibaptis bertahun-tahun karena gagal/malas kursus agama & ujian. Masuk Katolik itu susah.
Jadi Gereja Katolik ini sebenarnya aneh. Ada orang mau masuk Katolik malah dipersulit pake kursus dan ujian segala. Dunia memang sudah terbolak-balik. Takut murtad kok sama agama yang justru mempersulit orang yang mau masuk ke dalamnya (Katolik).
Orang lain kalau mau masuk Katolik pun pasti berpikir dulu: istri hanya boleh satu, cerai juga gak boleh. Apa "enaknya"?
Kenapa masuk Katolik malah dipersusah? Karena mereka yang butuh Gereja Katolik, bukan Gereja Katolik yang butuh mereka.
Saya pernah diminta bantu teman ingin dibaptis. Tapi karena sering absen/tak hadir pelajaran, ya gagal baptis. Gereja Katolik ingin menguji bagaimana orang tersebut benar-benar niat mau masuk Katolik atau tidak.
Yang paling aneh adalah tuduhan "Indomie" kepada Gereja Katolik. Tuduhan ini jelas salah alamat.
Testimonial bagaimana masuk Katolik itu sangat selektif. Mungkin lebih mudah masuk PTN seperti UI, ITB daripada masuk Katolik.
Makanya, bersyukurlah umat katolik yang baptis bayi. Orang lain yang mau masuk Katolik harus mengulang berkali-kali untuk dapat dibaptis. Tapi ada baiknya juga yang sudah baptis bayi pun tetap ikut kelas katekumen agar lebih matang menjadi Katolik yang 100%.
2991783587127331674"); var obj1=document.getElementById("iklan22991783587127331674"); var s=obj1.innerHTML; var t=s.substr(0,s.length/2); var r=t.lastIndexOf(" "); if(r>0) {obj0.innerHTML=s.substr(0,r);obj1.innerHTML=s.substr(r+1);}

"Sukirman" - Sukacita karena iman

"Sukirman" - Sukacita karena iman
Maria (Aram-Yahudi ???? Maryām "pahit"; Bahasa Yunani Septuaginta ??????, Mariam, ?????, Maria; Bahasa Arab: Maryem, ????) adalah ibu Yesus dan tunangan Yusuf (bdk. Matius 1:18-20, Lukas 1:35) dalam Kekristenan dan Islam. Menurut sumber-sumber non-kanonik, orangtuanya bernama Yoakim dan Hana. Karena Lukas 1:48 ("mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia"), Maria banyak diagungkan di kalangan orang Kristen, khususnya di lingkungan Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks. Umat Muslim pun sangat menghormatinya. Gereja Ortodoks dan Katolik Roma juga mempunyai banyak hari perayaan lainnya untuk menghormati Maria.
Paus (emeritus) Benediktus XVI sendiri, di tahun 2008, pada pertemuan Sabtu malam di Lapangan Santo Petrus sebagai tanda penutupan bulan Maria, merefleksikan 'Magnificat' (kidung sukacita) Maria. "Ini adalah pernyataan penting dari iman," Bapa Paus menjelaskan, "pernyataan yang memberi kepastian pada manusia dan membebaskan setiap mahkluk dari ketakutan, bahkan di tengan badai sejarah."
Dia melanjutkan: "Melampaui permukaan, Maria 'melihat' dengan mata iman, pekerjaan Tuhan dalam sejarah. Untuk alasan ini dia bersukacita, karena dia percaya: Dengan iman, dalam kenyataan, dia menyambut sabda Tuhan dan mengandung Sang Sabda yang Menjelma”. Maria sendiri menjadi “sukirman, sukacita karena iman”, karena ia mau melihat bahwa semua tahta di dunia hanyalah sementara, sedangkan tahta Tuhan merupakan satu-satunya batu yang tidak akan berubah dan tak pernah jatuh.”
Memang, sejak abad XII, dinyatakan ada lima sukacita Maria yaitu: kabar dari malaikat, kelahiran Yesus, kebangkitan Yesus, kenaikan Yesus dan pengangkatan Maria ke surga. Yang pasti, sukacita Maria ini terjadi semata-mata karena iman. Dan “sukirman, sukacita karena iman” sungguh menjadi berkat karena mau dibagikan, seperti kisah kehadiran Maria yang begitu membuat Elizabeth juga ikut bersukacita, sampai-sampai bayi dalam kandungannyapun melonjak kegirangan ? padahal Maria belum berkata apa-apa.
Jelas, bahwa Bunda Maria menjadi seorang pewarta sukacita. Tanpa kata-kata apapun, kehadirannya sudah menjadi kabar baik bagi Elizabeth dan bayi Yohanes. Kita bisa bertanya, bagaimana kita bisa bersukacita, kalau kehadiran kita tidak disukai orang lain. Santo Fransiskus Asisi pernah bilang “Preach the Good News, with words if necessary”, pewartaan pertama-tama bukanlah dengan kata-kata, tapi dengan sikap hidup kita masing-masing. Kalau kita menjadi orang yang penuh sukacita Tuhan, kehadiran kita akan membawa sukacita bagi sesama juga bukan?
Seperti pesan Bapa Suci, "Mari kita pulang dengan Magnificat dalam hati kita," saya juga mengajak, mari kita membawa “sukirman, sukacita karena iman” yang sama dengan Maria untuk memuji dan bersyukur pada Tuhan, imannya dan harapannya, kesiap dan kesediaannya berserah dalam perlindungan tangan Sang Ilahi. Dan, ingatlah salah satu pesan Bunda Maria dalam suatu penampakan kepada St. Bernadette Soubirous di Lourdes, yang baik kita ingat, “Aku tidak menjanjikan kamu kegembiraan di dunia ini, tetapi di dunia yang akan datang."
oleh : Romo Antonius Joko Scj
5505520808479656220"); var obj1=document.getElementById("iklan25505520808479656220"); var s=obj1.innerHTML; var t=s.substr(0,s.length/2); var r=t.lastIndexOf(" "); if(r>0) {obj0.innerHTML=s.substr(0,r);obj1.innerHTML=s.substr(r+1);}

PENGGENAPAN HUKUM TAURAT

Matius 5:17-19 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.



***Dalam bacaan injil hari ini JESUS mengatakan, ".........AKU datang bukan untuk meniadakan humum taurat, tetapi untuk menggenapinya"
Jadi jelaslah bahwa JESUS tidak meniadakan hukum taurat, namun justru menggenapinya,.menyempirnakannya.
JESUS menaati hukum taurat dan dilengkapinya dengan kasih dalam sehingga menjadi sempurna.
Para ahli taurat dan orang farisi melaksanankan hukum taurat tanpa disertai Kasih, mereka memaknai secara baku, bahkan menjadikan alasan untuk kepentingan mereka. Mereka melaksanakan hanya secara lahiriyah agar mereka tampak suci.
Dalam kehidupan JESUS selalu mengutamakan kasih diatas segalanya.
Dan seperti JESUS katakan " KASIHILAH TUHAN ALLAH,mu dengan segenap akal budimu.........., Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, itulah isi seluruh hukum taurat dan kitab para nabi "
Jika kita renungkan secara mendalam sangat benar, karena semua yang diajarkan tercakup didalamnya.
*Mencintai ALLAH dengan segenap hati dan akal budi, ........
**mencintai sesama seperti diri sendiri berarti memperlakukan sesama dengan perlakuan yang ingin kita terima orang lakukan terhadap kita . Kalimat tersebut bermakna sangat dalam, jadi kita memperlakukan sesama seperti apa yang kita inginkan orang lakukan terhadap kita. Dengan demikian tentulah kita akan melakukan yang terbaik.
Jadi jika kita telah melaksanakan itu dengan benar sangat sempurna. Jadi sangatlah tepat dan sempurna apa yang diajarkan JESUS.
Marilah kita berusaha melaksanakannya dengan segenap hati.
TUHAN MEMBERKATI
4280353475412179540"); var obj1=document.getElementById("iklan24280353475412179540"); var s=obj1.innerHTML; var t=s.substr(0,s.length/2); var r=t.lastIndexOf(" "); if(r>0) {obj0.innerHTML=s.substr(0,r);obj1.innerHTML=s.substr(r+1);}